Dalam beberapa tahun
terakhir ini terdapat kecenderungan baru di masyarakat Indonesia, khususnya di
kalangan keluarga-keluarga muslim, untuk sedini mungkin memasukkan anak-anaknya
ke Lembaga Pendidikan Playgroup yang menawarkan konsep pendidikan yang beraneka
rupa namun memiliki ciri khusus keagamaan Islam. Perkembangan baru ini sangat
menarik, selain semakin memacu Lembaga Pendidikan Playgroup untuk meningkatkan
kualitas penyelenggaraan pendidikannya, sehingga memberikan konstribusi yang
signifikan bagi dunia pendidikan negeri ini, juga akan membawa implikasi bagi
masa depan umat dan bangsa pada khususnya berkenaan dengan pengembangan sumber
daya manusia.
Oleh karena itu
pendidikan pra sekolah kini mendapatkan perhatian besar, tidak saja dari
masyarakat luas, tetapi juga dari kalangan akademisi. Pendidikan pra sekolah
dinilai menjadi pendidikan yang menjadi dasar bagi pendidikan sesudahnya.
Mendidik anak tidak dapat secara asal-asalan, dikarenakan nilai penting
pendidikan usia dini. Hal ini mengingat pendidikan tidak dapat dilaksanakan
secara mendadak langsung ketika anak sudah besar. Justru ketika masih kecil
itulah pendidikan perlu direncanakan sebaik mungkin, karena meletakkan dasar dan
pondasi. Pendidikan lanjutan tinggal meneruskan apa yang telah diperoleh ketika
kecil. Pendidikan dalam bentuk pembiasaan, penanaman nilai-nilai, serta
aspek-aspek dasar terjadi ketika anak-anak masih kecil. Untuk itulah setiap
lembaga pendidikan pra sekolah harus memiliki dasar-dasar seperti itu secara
kokoh dan komprehensif.
Namun
akhir-akhir ini juga terdapat perkembangan baru, yaitu kecenderungan “kecemasan
masa depan” yang terlampau besar, ketakutan semacam ini terutama dirasakan di
kalangan tertentu dalam masyarakat kota besar, yang menyusul kemudian muncul
usaha untuk memperkenalkan berbagai kegiatan belajar sejak usia dini yang
dipercepat, tanpa menunggu waktunya tiba masa sekolah. Fenomena ini memang
menunjukkan bahwa semakin baik tingkat kesadaran akan pendidikan. Namun di
balik itu terdapat hal-hal yang memprihatinkan dimana seringkali pendidikan
yang diberikan terlalu sarat dengan hal-hal yang bersifat akademisi, dan
cenderung melupakan jati diri pendidikan pra sekolah yang semestinya, serta seringkali
kurang memperhatikan tumbuh kembang anak. Dikalangan pendidik fenomena ini
cukup merisaukan mengingat masa pra sekolah merupakan masa pembentukan
aspek-aspek dasar serta kecerdasan dan yang terpenting adalah pendidikan karakter yang sifatnya holistik. Dapat dibayangkan apabila pendidikan
pra sekolah terlalu mementingkan aspek kognitif dibanding aspek-aspek yang
lainnya maka masa kanak-kanak mereka menjadi muram dikarenakan kehilangan modal
belajar yang berupa positive mental, global learning, happy learning, dan
positive supporting yang mengagumkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Masukan & Saran Kami Butuhkan. Terimakasih